Band rap Muslim Amerika, Native Deen, menceritakan tentang bagaimana musik tidak pernah bertentangan untuk menjadi seorang Muslim yang taat.
"Masalahnya kita bicara tentang deen (agama dalam bahasa Arab) Islam adalah asli untuk setiap orang," dalam sebuah wawancara eksklusif dengan IOL.
"Kami menginginkan sesuatu dengan Arab di dalamnya tapi tidak terlalu sulit untuk diucapkan," ujarnya.
"Kami menginginkan sesuatu dengan bahasa Inggris di dalamnya sehingga kita datang dengan nama Native Deen."
Ketiga anggota dari grup hip hop Muslim Afrika-Amerika tersebut, Joshua Salaam, Abdul-Malik Ahmad dan Naeem Muhammad, membentuk grup mereka pada tahun 2000. Semenjak itu mereka telah menggunakan musik mereka untuk mendorong agar Muslim untuk lebih taat lagi namun pada saat yang sama mencoba untuk menghantarkan isu yang mungkin mereka hadapi, seperti tekanan dari rekan sebaya atau penghinaan, sementara mereka melakukan bagian mereka untuk menyebarkan semangat nyata mereka di bulan Ramadhan.
"Masalahnya kita bicara tentang deen (agama dalam bahasa Arab) Islam adalah asli untuk setiap orang," dalam sebuah wawancara eksklusif dengan IOL.
"Kami menginginkan sesuatu dengan Arab di dalamnya tapi tidak terlalu sulit untuk diucapkan," ujarnya.
"Kami menginginkan sesuatu dengan bahasa Inggris di dalamnya sehingga kita datang dengan nama Native Deen."
Ketiga anggota dari grup hip hop Muslim Afrika-Amerika tersebut, Joshua Salaam, Abdul-Malik Ahmad dan Naeem Muhammad, membentuk grup mereka pada tahun 2000. Semenjak itu mereka telah menggunakan musik mereka untuk mendorong agar Muslim untuk lebih taat lagi namun pada saat yang sama mencoba untuk menghantarkan isu yang mungkin mereka hadapi, seperti tekanan dari rekan sebaya atau penghinaan, sementara mereka melakukan bagian mereka untuk menyebarkan semangat nyata mereka di bulan Ramadhan.
“Kami mencoba untuk menyajikan sebuah alternatif musik yang menyenangkan, dapat dinikmati bagi Muslim yang berharap untuk menjadi orang Amerika sejati, namun menginginkan untuk mengikuti ajaran agama mereka,” ujar Ahmad. “Dalam video tersebut, kami berkeliling dunia dan bertemu dengan Muslim dari berbagai etnik dan menikmati persatuan dan perasaan persaudaraan yang dibawa oleh bulan Ramadhan.
Namun pada akhirnya kita semua bermasa-sama datang di sebuah Masjid Amerika yang berbasis di Sterling, Virginia, untuk menampilkan sebuah acara yang menunjukan budaya Muslim Amerika telah muncul dengan cepat.”
Masjid yang diikutkan dalam video mereka adalah Masjid All Dulles Area Muslim Society, atau Pusat ADAMS. Dua minggu sebelum video tersebut diambil, Native Deen mengirimkan undangan untuk anggota komunitas untuk bergabung sebagai pemain figuran dalam pengambilan gambar tersebut.
Native Deen diambil dari dua gabungan bahasa. Native, yang berarti asli, atau murni. Sedangkan Deen adalah bahasa Arab untuk agama atau jalan hidup. Muslim percaya bahwa cara hidup yang alami, asli, bagi seluruh mahluk itu adalah Islam, karena Islam adalah agama dimana anda dapat berserah penuh ke satu-satunya Pencipta, dengan hidup sesuai dengan hukum alam dan tidak bertentangan dengannya.
Tiga pemuda ini dibesarkan sebagai Muslim di Amerika muncul sebagai kelompok Nasyid Islami dan telah memberikan inspirasi kepada penggemar mereka di seluruh dunia. Menarik inspirasi mereka sendiri dari pesan-pesan dalam Islam. Musik Native Deen meminta para pendengarnya untuk menjaga iman mereka, untuk terus menjalani hidup yang lebih baik, dan tidak menyerah kepada tekanan dan godaan dari masyarakat modern.
Native Deen hanya menggunakan instrumen perkusi, sesuai dengan mayoritas opini Muslim mengenai instrumen musik. Namun ini tidak menghalangi kreatifitas musikal kelompok itu, namun justru menghasilkan sebuah upaya audio yang berupa peleburan street rap, Hip-hop, dan R&B.
Kelompok yang telah menduduki salah satu peringkat 5 band lokal teratas di genre musiknya di MySpace, telah menginspirasi jutaan orang dari berbagai usia dan etnis dari seluruh dunia.
Native Deen telah berkeliling ke lebih dari 60 kota di Amerika, Afrika, Asia, Eropa dan Timur Tengah, mempromosikan Islam dan hubungan antar keyakinan yang positif, dan telah melakukan penampilan bersama legenda seperti Yusuf Islam (sebelumnya dikenal sebagai Cat Stevens). Single terbaru mereka akan ada dalam album ketiga mereka, setelah dua album pertama mereka yang diterima dengan baik, "Deen You Know" dan "Not Afraid to Stand Alone."
Tiga pemuda ini dibesarkan sebagai Muslim di Amerika muncul sebagai kelompok Nasyid Islami dan telah memberikan inspirasi kepada penggemar mereka di seluruh dunia. Menarik inspirasi mereka sendiri dari pesan-pesan dalam Islam. Musik Native Deen meminta para pendengarnya untuk menjaga iman mereka, untuk terus menjalani hidup yang lebih baik, dan tidak menyerah kepada tekanan dan godaan dari masyarakat modern.
Native Deen hanya menggunakan instrumen perkusi, sesuai dengan mayoritas opini Muslim mengenai instrumen musik. Namun ini tidak menghalangi kreatifitas musikal kelompok itu, namun justru menghasilkan sebuah upaya audio yang berupa peleburan street rap, Hip-hop, dan R&B.
Kelompok yang telah menduduki salah satu peringkat 5 band lokal teratas di genre musiknya di MySpace, telah menginspirasi jutaan orang dari berbagai usia dan etnis dari seluruh dunia.
Native Deen telah berkeliling ke lebih dari 60 kota di Amerika, Afrika, Asia, Eropa dan Timur Tengah, mempromosikan Islam dan hubungan antar keyakinan yang positif, dan telah melakukan penampilan bersama legenda seperti Yusuf Islam (sebelumnya dikenal sebagai Cat Stevens). Single terbaru mereka akan ada dalam album ketiga mereka, setelah dua album pertama mereka yang diterima dengan baik, "Deen You Know" dan "Not Afraid to Stand Alone."
No comments:
Post a Comment